
Bursa saham Asia kompak melemah pada Jumat, mengikuti kejatuhan Wall Street. Reli singkat saham teknologi yang sempat dipimpin Nvidia cepat memudar, sehingga investor kembali menghindari aset berisiko seperti kripto. Kekhawatiran bahwa valuasi saham-saham berbasis AI sudah terlalu mahal dan belanja infrastruktur yang besar belum sebanding dengan pendapatan membuat pasar semakin gelisah.
Di sisi lain, indikator ketakutan pasar seperti indeks volatilitas (VIX) melonjak di atas level yang biasanya membuat trader waspada, sementara Bitcoin turun ke bawah level terendah sejak April. Saat selera risiko melemah, obligasi pemerintah AS justru menguat dan imbal hasil (yield) 10 tahun turun, menandakan pelaku pasar mencari aset yang lebih aman. Meski sempat turun, valuasi saham AS masih berada dekat level "mahal" secara historis.
Dari Amerika Serikat, data ketenagakerjaan yang tertunda menunjukkan pertumbuhan lapangan kerja kembali menguat, namun pengangguran juga naik. Risalah rapat terakhir The Fed menegaskan bahwa pejabat bank sentral masih terbelah soal perlunya pemangkasan suku bunga lanjutan. Sejumlah pejabat The Fed, termasuk Michael Barr, Beth Hammack, dan Austan Goolsbee, menekankan perlunya kehati-hatian karena inflasi masih di atas target dan risiko penurunan suku bunga terlalu cepat bisa mengganggu stabilitas keuangan.
Di Asia, perhatian utama tertuju ke Jepang. Pemerintahan Perdana Menteri Sanae Takaichi bersiap mengumumkan paket stimulus baru sekitar ¥17,7 triliun, yang berpotensi menahan Bank of Japan untuk menaikkan suku bunga acuan dalam waktu dekat. Sementara itu, yen bergerak stabil, dengan Menteri Keuangan Satsuki Katayama kembali menegaskan bahwa pemerintah siap mempertimbangkan intervensi jika pergerakan mata uang dinilai berlebihan.(asd)
Sumber: Bloomberg
Pasar Asia-Pasifik diperdagangkan lebih tinggi pada Jumat(12/9), mengikuti penguatan Wall Street semalam. Indeks acuan Jepang Nikkei 225 naik 0,41% setelah menyentuh rekor tertinggi baru pada Kamis, s...
Data PMI Manufaktur NBS resmi Tiongkok meningkat menjadi 49,7 pada Juni 2025 dari 49,5 pada Mei, sesuai dengan ekspektasi pasar sekaligus menandai kontraksi bulan ketiga berturut-turut dalam aktivitas...
PMI Non-Manufaktur NBS resmi Tiongkok naik menjadi 50,8 pada Maret 2025, naik dari 50,4 pada Februari, menandai pembacaan tertinggi dalam tiga bulan dan melampaui ekspektasi pasar sebesar 50,5. Indek...
Produksi industri Jepang tumbuh paling cepat dalam hampir setahun terakhir, karena produsen berupaya memenuhi permintaan yang kuat sebelum AS menerapkan tarif baru pada mobil dan suku cadang mobil. P...
Pasar Asia-Pasifik bersiap jatuh pada hari Selasa(04/03), mengikuti penurunan Wall Street semalam setelah Presiden AS Donald Trump menegaskan bahwa tarif pada Meksiko dan Kanada akan berlaku sesuai re...
Harga minyak kembali naik setelah OPEC+ menegaskan rencana untuk menghentikan sementara kenaikan produksi selama kuartal pertama. Keputusan yang dipimpin Arab Saudi ini dianggap sebagai respons terhadap kondisi pasar musiman yang cenderung lebih...
Pasar saham Jepang dibuka lesu dan langsung terseret turun oleh kekhawatiran mengenai kondisi ekonomi Amerika Serikat serta prospek pendapatan perusahaan di dalam negeri. Sektor elektronik dan farmasi menjadi penekan terbesar, dengan NEC Corp....
Harga perak kembali mencetak rekor baru setelah melampaui $57 per ons, dipicu oleh pasokan global yang semakin ketat serta ekspektasi pemangkasan suku bunga AS bulan ini. Para pelaku pasar kini hampir sepenuhnya memperkirakan The Fed akan memangkas...
Perdagangan di Chicago Mercantile Exchange (CME) terhenti pada hari Jumat (28/11) setelah terjadi masalah pada sistem pendingin di salah satu data...
Sinyal yang saling bertentangan dari Federal Reserve mengenai waktu dan besaran pemotongan suku bunga AS telah mempercepat aliran lindung nilai ke...
Saham-saham Eropa berakhir di teritori positif pada hari Jumat (28/11) karena investor mencerna akhir bulan yang bergejolak.
Indeks Stoxx 600...
Baik STOXX 50 maupun STOXX 600 bergerak datar pada hari perdagangan terakhir di bulan November yang volatil, karena reli ekuitas global baru-baru...